Komunitas Banua Mpeguru

Pembukaan Kegiatan Workshop Inovasi Guru Se-Kabupaten Poso.

Bergerak Bersama, Maju Semua

Gerak Kreatif dan Inovatif Guru Untuk Generasi Kompetitif Abad-21

Pendidikan Guru Penggerak

Angkatan 3 Kabupaten Poso

Ayo Menulis

Artikel Pendidikan

Jumat, 29 Oktober 2021

Contoh RPP Moda Luring (Pembelajaran Berdiferensiasi) di SD

Berikut ini Contoh RPP Moda Luring (Pembelajaran Berdiferensiasi) tugas kelompok C modul 2.1.a.5 pada ruang kolaborasi.
adapun tugas kelompok yang telah kami sepakati bersama dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kasus yang terjadi seperti dibawah ini :

Contoh Kasus
Pak Pupur mengajar di kelas 1 Sekolah Dasar dengan jumlah murid 32 orang. Murid - murid di kelas Pak Pupur tentunya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Pak Pupur menemukan ada 6 murid yang belum mampu membaca dan menulis, serta terdapat 2 anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan penglihatan sedang.

Sesuai dengan kasus diatas kompetensi dasar yang kami angkat untuk dicapai oleh murid di kelasnya berbunyi:
3.1 Murid dapat menentukan kosakata tentang anggota tubuh dan panca indra serta perawatan nya melalui teks berupa gambar atau syair lagu.
4.1 Murid dapat menyampaikan penjelasan berupa gambar dan tulisan tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatan nya menggunakan kosakata bahasa indonesia dengan bantuan bahasa daerah secara lisan dan atau tulisan.

Link Download Disini

Rabu, 27 Oktober 2021

Kegiatan ku

 Dokumentasi Kegiatan di Sekolah

Senin, 25 Oktober 2021

2.1.a.4.1. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep Modul 2.1 (Pendidikan Guru Penggerak)


Tujuan Pembelajaran khusus
  • CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang diferensiasi konten, proses, dan produk
  • CGP dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer
Aturan forum diskusi asinkron:
  • Pastikan Anda sudah melihat video penjelasan tentang diferensiasi konten, proses, dan produk, video tentang lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, serta membaca artikel tentang peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi!
  • Diskusi asinkron ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama tentang strategi melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
  • Sikap berpikiran terbuka (open-minded) dan saling menghormati menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini.
  • Baik fasilitator maupun CGP lain dapat menawarkan pandangan pribadi, tanggapan, juga respon atau menjawab hal-hal yang sedang didiskusikan.
Adapun Pertanyaan untuk diskusi daring:
  1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut?
  2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat?
  3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa?
  4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?
Jawab

1. Informasi yang disampaikan dalam video dan artikel pada modul 2.1 sebagai berikut :
  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha yang dilakukan guru dalam menyesuaikan pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.
  • Terkait peran guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu guru harus melakukan pemetaan kebutuhan murid (Kesiapan Belajar, Minat dan Profil Belajar Murid).
  • Untuk melakukan praktik proses Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas ada 3 strategi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu pertama Diferensisasi Konten; Menyiapkan informasi bahan belajar yang konkrit dan mendasar sesuai dengan gaya belajar murid, kedua Diferensiasi Proses; Membangun pemahaman dan keterampilan murid dengan kompleksitas yang berbeda-beda dan yang ketiga Diferensiasi Produk; Murid mampu menunjukan hasil unjuk kerja baik secara individu maupun kelompok.
2. Gagasan baru yang saya dapatkan dari video dan artikel tersebut ialah
  • Menciptakan lingkungan yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi melalui komunitas belajar (learning comunity) yang anggotanya adalah pembelajar.
  • Membangun hubungan komunikasi yang baik, jujur dan terbuka kepada murid agar murid mau mengikuti instruksi dan saran dari guru. Sehingga hal ini akan memudahkan seorang guru dalam melakukan penilaian dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kebutuhan belajar murid yang berbeda sesuai perkembangan murid.
3. Menurut saya yang sulit diimplementasikan ialah 
  • Terkait penilaian formatif atau penilaian berkelanjutan yang harus dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran sebab guru harus memantau pengetahuan, pemahaman dan keterampilan murid secara konsisten sesuai bakat dan minat belajar murid.
  • Membangun pemahaman dan keterampilan yang sama pada murid tetapi dilakukan dengan kompleksitas yang berbeda.
4. Pertanyaan yang masih saya perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?
  • Bagaimana peran guru melakukan penilaian pembelajaran berdiferensiasi pada setiap anak yang berbeda-beda tingkat pemahamannya.?
  • Berikan contoh pemetaan kebutuhan murid berdasarkan 3 aspek tersebut yaitu tentang Kesiapan Belajar, Minat Belajar dan Profil Belajar Murid ?
  • Berikan contoh konkrit yang lain dalam menyiapkan bahan belajar (konten) yang sesuai dengan gaya belajar murid?
Berikut ini adalah kesimpulan pemahaman saya mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan Diagram Frayer dapat anda lihat DISINI


3 Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi 

Selasa, 19 Oktober 2021

1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif





Berikut ini adalah tugas Pendidikan Guru Penggerak pada modul 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Dibuat Oleh : Zulkifli Syafi'i
Calon Guru Penggerak Angkatan 3
Kabupaten Poso

1. Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan keterkaitan nya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak.

       Untuk mewujudkan murid yang merdeka dalam konteks pendidikan yang berpihak pada murid, peran dari guru penggerak sebagai agen transformasi pendidikan untuk melakukan sebuah perubahan disiplin positif pada murid terutama lagi dalam menyediakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bermakna demi meningkatkan prestasi belajar siswa disamping itu juga peran dari guru penggerak dapat merancang strategi yang efektif agar dapat menerapkan konsep-konsep inti positif sehingga dapat menumbuhkan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar pancasila dengan cara berkolaborasi bersama seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, rekan sejawat dan orang tua murid yang dapat membantu proses tumbuhnya nilai-nilai kebajikan disiplin pada murid. Ki Hajar Dewantara menyatakan “dimana ada kemerdekaan, di situlah harus ada disiplin yang kuat”.
        
    Penerapan disiplin di sekolah dapat berjalan dengan baik dan efektif apabila guru penggerak mampu merubah pola pikir semua warga sekolah agar mereka dapat memahami konsep budaya positif dan penerapan nya di sekolah dan membuat rencana tindakan penerapan disiplin di sekolah. Adapun langkah-langkah tindakan yang dapat diambil guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif di sekolah adalah sebagai berikut:
  • Membuat keyakinan kelas bersama murid untuk menentukan arah dan tujuan yang disepakati bersama murid.
  • Mengunakan pendekatan Inkuiri Aresiatif pada komunitas praktisi melalui pendekatan kolaboratif dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi murid di sekolah terhadap penerapan disiplin positif menggunakan tahapan BAGJA.
  • Berdiskusi atau sharing bersama semua warga sekolah terkait peran guru dalam menggunakan teori kontrol guru ketika menghadapi kasus-kasus yang muncul di sekolah untuk mendisiplinkan murid dengan cara menerapkan Segitiga Restitusi dalam menumbuhkan budaya positif dan nilai-nilai kebajikan pada murid.
  • Membantu guru lain yang ter kendala pada saat merancang/menyusun strategi pada tahapan segitiga restitusi sesuai prinsip teori kontrol
    1. Menstabilkan Identitas murid
    2. Validasi Tindakan yang Salah dengan cara mengidentifikasi alasan murid sesuai dengan kebutuhan dasar murid. 
    3. Menanyakan Keyakinan terkait kesepakatan kelas tentang tujuan dan arah yang ingin dicapai murid.
2. Buatlah sebuah Refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini.
    Pemahaman saya dari materi modul budaya positif ialah Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan sebab orang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan. maka untuk menanamkan disiplin positif pada murid harus dimulai dari diri guru itu sendiri sebagai teladan yang baik yang dapat di guguh dan ditiru.   
    Dalam penerapan disiplin di kelas maupun di sekolah terlebih dahulu kita harus membuat kesepakatan kelas sebagai bentuk keyakinan murid terhadap aturan yang ada, memahami kebutuhan dasar setiap murid yang akan ditindak ketika mereka berbuat kesalahan dengan menerapkan restitusi sebagai manajer dalam mengontrol perilaku murid untuk menumbuhkan/menciptakan karakter yang kuat pada murid sehingga mereka bisa kembali kepada kelompoknya.

adapun ciri-ciri restitusi yang membedakan dengan program disiplin lainnya antara lain:
  • Restitusi bukan untuk menebus kesalahan melainkan untuk belajar dari kesalahan
  • Restitusi membantu murid memperbaiki hubungan yang aman dan nyaman
  • Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
  • Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
  • Restitusi diri adalah cara yang paling baik
  • Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
  • Restitusi menguatkan murid ketika melakukan kesalahan
  • Restitusi fokus pada solusi
3. Tabel Rancangan Tindakan Aksi Nyata
Rancangan tindakan aksi nyata dapat dilihat Disini



Selasa, 12 Oktober 2021

1.4.a.6 Refleksi Terbimbing-Budaya Positif



1.4.a.6 Refleksi Terbimbing-Budaya Positif

Tujuan Pembelajaran : CGP dapat melakukan refleksi terkait pemahaman nya mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

Pertanyaannya sebagai berikut !

1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Hal menarik diluar dugaan saya terkait perubahan disiplin positif di sekolah tentunya tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan dalam merubah cara berpikir murid akan tetapi harus dimulai dari guru itu sendiri memahami dan menganalisis kebutuhan dasar murid-murid kita maka dari itu terlebih dahulu perlunya kita membangun kesepakatan kelas sehingga akan membantu kita dalam mengontrol perubahan perilaku murid agar tercipta lingkungan sekolah yang positif, aman dan nyaman. Adapun posisi kontrol diri yang dapat kita terapkan sebagai mentor dalam memotivasi murid ialah bagaimana memposisikan murid sebagai teman yaitu pada posisi ini guru tidak menyakiti akan tetapi menjalin hubungan baik dengan murid atau bisa juga sebagai pemantau dalam memonitor perilaku murid berdasarkan keyakinan kelas dalam mewujudkan visi impian kita.

2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda.

Pengalaman yang pernah saya lakukan di sekolah menggunakan konsep budaya positif ialah ketika ada siswa yang selalu mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya membersihkan ruangan kelas dan lingkungan sekolah pada setiap hari piket mereka. Pada kasus ini saya tidak menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas piketnya secara langsung akan tetapi saya memposisikan diri sebagai pemantau yaitu bertanya kepada siswa masih ingat kah dengan kesepakatan kita di kelas, bahwa siswa yang tidak menaati aturan konsekuensi nya seperti apa ? karena saya lebih mengandalkan data yang saya miliki dan menunjukan catatan-catatan tersebut kepada siswa yang melanggar aturan secara berulang dengan kesalahan yang sama.

3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, ada di posisi manakah Anda?

Iya, saya pernah menghadapi permasalahan siswa di kelas dan menerapkan segitiga restitusi pada posisi Manajer ialah ketika menghadapi murid yang tidak jujur, seperti contoh kasus yang saya alami ada salah seorang siswa di sekolah yang melapor bahwa uangnya hilang di dalam tas nya ketika waktu istirahat, setelah saya bertanya ke semua siswa di kelas tak satupun siswa yang mengaku dan ingin mengembalikan uang temannya tersebut, maka tindakan yang saya ambil pada saat itu ialah mengajukan beberapa pertanyaan dan mengindentifikasi kasus tersebut dari teman-teman dekatnya serta memberikan pemahaman kepada semua siswa tentang kejujuran yang mereka yakini pada diri mereka dan dampak yang akan mereka dapatkan jika berperilaku tidak jujur.

4. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya dalam menciptakn budaya positif disekolah ialah dalam menerapkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa disekolah sebagai guru harus menggunakan strategi yang tepat untuk melakukan perubahan disiplin positif yaitu tentang bagaimana pentingnya memiliki keyakinan kelas, bagaimana memahami kebutuhan dasar siswa dan bagaimana memotivasi siswa menggunakan posisi kontrol sebagai manajer.

5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Modul ini sangat penting bagi saya sebab untuk mencapai tujuan yang merdeka, menjadi pelajar sepanjang hayat yang memiliki nilai-nilai profil pelajar pancasila tidak lepas dari peran utama kita sebagai guru dalam menciptakan budaya disiplin di lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar yang berdampak pada pertumbuhan karakter siswa.

6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Yang bisa saya lakukan untuk membuat dampak perbedaan dilingkungan sekolah pada saat menanamkan disiplin positif pada murid melalui segitiga restitusi yaitu
  1. Menstabilkan identitas dengan cara melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan
  2. Validasi tindakan yang salah, menggunakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa walaupun bertabrakan dengan kebutuhan lain.
  3. Menanyakan keyakinan dengan selalu memotivasi untuk menghubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya terhadap dampak positif nantinya.
7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal-hal lain yang menurut saya sangat penting untuk dipelajari ialah tentang bagaimana mendisiplinkan murid menggunakan teori kontrol yang tepat dalam memecahkan berbagai macam kasus yang terjadi di kelas maupun di sekolah.

8. Langkah-langkah awal apa yang akan Anda lakukan jika kembali ke sekolah/kelas Anda setelah mengikuti sesi ini?

Langkah awal yang akan saya lakukan ialah membuat kesepakatan kelas dengan siswa terkait penerapan disiplin positif menjadi keyakinan kelas untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan siswa.


Minggu, 10 Oktober 2021

1.4.a.10.2 Jurnal Refleksi-Mingu 8 Budaya Positif

Berikut ini jurnal refleksi minggu ke-8 

Sabtu, 09 Oktober 2021

1.4.a.5.2 Ruang Kolaborasi Unggah Tugas Hasil Diskusi Kelompok

 Berikut ini tugas Tugas Hasil Diskusi Kelompok Budaya Positif 

Tugas Kelompok 2. modul 1.4.a.5 oleh Zulkifli Syafi'i

Sabtu, 02 Oktober 2021

Materi Komunitas Praktisi

 

Jurnal Refleksi Minggu ke 7

 1.4.a.10.1 Jurnal Refleksi Minggu ke 7 terkait Visi Guru Penggerak

LEMBAR OBSERVASI E-KIN GURU DAN KS

     Silahkan download filenya pada link yang tersedia berikut 1. Petunjuk Tekhnis  Word    :      DOWNLOAD DISINI 2. Lembar Observasi Guru ...