Komunitas Banua Mpeguru

Pembukaan Kegiatan Workshop Inovasi Guru Se-Kabupaten Poso.

Bergerak Bersama, Maju Semua

Gerak Kreatif dan Inovatif Guru Untuk Generasi Kompetitif Abad-21

Pendidikan Guru Penggerak

Angkatan 3 Kabupaten Poso

Ayo Menulis

Artikel Pendidikan

Jumat, 04 November 2022

Selasa, 19 April 2022

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Berikut ini saya membagikan sebuah  Program Tuntas Baca Tulis Al qur'an pada Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. (Program TBTQ) “Kamis Mengaji"

A. Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama.

Pembelajaran membaca dan menulis Al qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan di tumbuhkembangkan bagi semua siswa yang beragama Islam, karena hal ini berkaitan dengan ibadah yang wajib mereka lakukan setiap hari, seperti sholat, dzikir, dan berdo’a. Inilah yang menjadi prioritas utama saya sebagai guru PAI untuk menuntaskan pemahaman siswa tentang pentingnya membaca Al qur’an dengan melakukan pembiasaan sejak dini. Bagi saya bukan menjadi rahasia lagi bahwa minat siswa untuk belajar membaca Al qur’an di SD Negeri 10 Poso semakin berkurang. Apalagi saat ini dikalangan anak-anak sering saya jumpai masih banyak yang senang bermain game menggunakan handphone, mencoba hal-hal baru yang dapat menarik perhatian orang lain. sehingga mereka masih mudah terpengaruh dengan lingkungan pergaulan di sekitarnya.

Pada lingkungan terdekat yaitu keluarga, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pembelajaran membaca Al qur’an kepada siswa/siswi sejak dini. Apabila orang tua juga tidak menyadari akan kewajiban tersebut maka pembelajaran membaca Al-qur’an ini akan terabaikan, otomatis kemampuan membaca dan memahami Al qur'an anak akan berkurang. dalam hal ini lingkungan pergaulan menjadi hambatan utama bagi anak dalam belajar membaca Al qur’an, apalagi mereka tidak memiliki motivasi dan kemauan yang kuat dari dalam dirinya untuk terus belajar dan mengimani Al qur'an.

Dalam mengelola proses pembelajaran yang berpihak pada murid di SD Negeri 10 Poso dalam hal ini peran saya sebagai Guru PAI adalah mendampingi murid agar potensi kepemimpinan mereka dapat berkembang sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya serta dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajaran mereka sendiri, maka dari itu peran saya sebagai guru perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitas nya dalam mengelola pembelajaran, sehingga potensi kepemimpinan nya dapat berkembang dengan baik dan efektif.

Berbekal dari pengetahuan saya pada modul sebelumnya tentang Pengelolaan Sumber Daya (pemetaan/aset modal utama sekolah), Prioritas kebutuhan, bentuk program yang dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan khususnya baca tulis Al qur’an. Saya memanfaatkan sumber daya yang ada saat ini untuk melakukan perubahan dalam mengelola program TBTQ di sekolah, selain itu juga saya dibekali dengan pengetahuan tentang manajemen risiko sehingga saya mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang sudah saya lakukan.

B. Tujuan Program TBTQ

Tujuan Program "Kamis Mengaji" Tuntas Baca Tulis Al Qur'an (TBTQ) ini tidak lain adalah untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui sikap-sikap positif dalam rangka mewujudkan siswa yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta dapat memberikan makna bagi siswa sebagai bentuk dampak yang dirasakan oleh murid di lingkungan masyarakat kelak.

C. Apa yang dilakukan pada Aksi nyata Program TBTQ

Pertama kali yang saya lakukan ketika mengambil keputusan untuk melaksanakan kegiatan (Program TBTQ) ini adalah membangun komunikasi bersama kepala sekolah, siswa serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan program ini dan mensosialisasikan rencana program tersebut kemudian saya memulainya menggunakan kekuatan aset/modal yang sudah saya petakan dan bagaimana memanfaatkannya secara efektif dengan menggunakan tahapan BAGJA, hal positif inilah yang saya anggap dapat saling menguatkan antara individu dan membangun semangat kerja sama di dalam ruang kelas tujuannya agar pembelajaran yang kita lakukan berdampak langsung kepada semua siswa dan dapat mempengaruhi lingkungan belajar yang positif.
  • Menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka terhadap program yang akan kita lakukan setiap pekan "Kamis Mengaji" Pada tahapan ini siswa memberikan saran kepada guru agar proses pembelajaran ini dapat di pisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan agar tidak mengganggu siswa yang lain dan mereka juga berhak memilih teman kelompok belajar mereka sendiri.

  • Memfasilitasi kelompok kerja pada komunitas praktisi untuk mengorganisir proses kegiatan yang dapat meningkatkan minat baca dan menulis Alqur'an murid di sekolah sehingga memungkinkan murid memiliki pembelajaran dan bertanggung jawab pada program yang dilaksanakan dalam lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bermakna. pada saat ini di perpustakaan sekolah  tersedia 10 buah Al qur'an dan 5 buah Iqra yang dapat di baca oleh siswa serta memanfaatkan ruang kelas yang kosong sebagai tempat ibadah. 
  • Program Intrakurikuler sekolah tuntas baca tulis Al qur’an (TBTQ) ini dilaksanakan setiap hari kamis di awal pembelajaran selama 25 menit dengan melibatkan semua siswa kelas 1 s/d 6 untuk terlibat aktif.  Peran kita sebagai guru adalah membimbing dan memantau perkembangan belajar murid tiap-tiap kelas harapannya murid menjadi terbiasa membaca Al qur’an dan murid juga merasa memiliki tanggung jawab terhadap pembelajaran ini. 

  • Siswa di berikan kesempatan untuk membaca Al quran/Iqra selama 10 menit setelah itu siswa bebas untuk menulis huruf Al Qur’an (minimal 1 ayat) yang telah mereka baca tadi sesuai dengan bakat/keterampilan yang mereka miliki. 

  • Untuk siswa kelas 4,5 dan 6 (Kelas Atas) yang saya anggap sudah mampu membaca Al qur’an dengan baik dan benar dapat kita manfaatkan untuk membantu mendampingi siswa kelas 1,2 dan 3 (Kelas Bawah) yang kurang mampu dalam membaca Al qur'an hal ini saya lakukan untuk mengefisienkan waktu yang tersedia. 

  • Perilaku/karakter siswa dapat tumbuh menjadi pemimpin yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, mencintai Alquran dan mengaplikasikan nya baik dilingkungan sekolah, masyarakat dan sekitarnya. 

  • Pada kegiatan akhir setelah semua siswa selesai membaca Al qur'an/Iqra dengan waktu yang sudah ditetapkan kemudian kegiatan ini ditutup dengan sholat Dhuha secara berjama'ah. 

D. Hasil dari Aksi Nyata Program TBTQ "Kamis Mengaji"

Alhamdulillah program ini sudah berjalan kurang lebih 1 bulan dan mendapat respon positif dari siswa, orang tua serta seluruh warga sekolah. Sebab siswa merasa bahwa pembelajaran membaca AL qur’an ini adalah pembelajaran sepanjang hayat yang dapat memberikan manfaat dan bekal bagi mereka hidup di dunia dan akhirat.

E. Perasaan (Feeling) setelah Menjalankan ketiga Aksi Nyata

  1. Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata paket modul 1 yaitu menumbuhkan nilai-nilai Budaya Positif di Sekolah saya pribadi merasa bersyukur dan senang melihat perilaku positif yang di tunjukkan oleh siswa yang mana siswa sudah menyadari tentang pentingnya perilaku jujur, dan rasa ingin tahu siswa meningkat terhadap sebuah proses pembelajaran yang hendak mereka pelajari, potensi dan rasa percaya diri mereka tumbuh dengan sendirinya sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan karena siswa merasa di perhatikan oleh semua guru.
  2. Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata paket modul 2 yaitu saya merasa senang dan bersyukur mendapatkan pengetahuan baru tentang pentingnya coaching kepada guru, siswa atau seluruh warga sekolah yang mengalami masalah atau dilema pada saat proses pembelajaran berlangsung agar mereka dapat keluar dari masalah yang dihadapi.
  3. Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata paket modul 3 ini saya merasa lebih berani dalam mengambil keputusan dan membangkitkan kepercayaan diri saya terhadap sebuah program yang akan kita lakukan akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi seluruh warga sekolah.

F. Pembelajaran (Finding)

    Pembelajaran yang saya dapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi ( baik dari keberhasilan maupun kegagalan)
a.   Keberhasilan
    Adapun keberhasilan yang saya dapatkan dari keseluruhan aksi nyata yang telah saya  lakukan yaitu
  • Siswa berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas
  • Guru (Rekan Sejawat) merasa termotivasi dan tertantang untuk selalu mengembangkan potensi diri mereka sesuai dengan pembelajaran yang dibutuhkan oleh murid (Sesuai dengan Kodrat Zaman).
  • Dukungan dari orang tua sangat membantu tercapainya tujuan program yang sudah berjalan sampai saat ini.
b. Kegagalan
    Adapun kegagalan yang saya dapatkan dalam melaksanakan aksi nyata ini ialah ketika proses pembelajaran ini dilakukan secara terbatas artinya waktu pembelajaran di sekolah masih dibatasi karena di daerah kami saat ini masih berada pada level 3 masa pandemi covid-19 sehingga pembelajaran TBTQ ini berjalan belum maksimal dan efektif.

G.  Penerapan ke Depan (Future)

    Rencana perbaikan untuk pelaksanaan prgram TBTQ ini di masa mendatang tentunya saya akan terus berkomitmen terhadap keberhasilan dan ketercapaian tujuan pada program ini yaitu mewujudkan siswa yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dengan cara melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala program tersebut dalam rentang waktu 3 bulan/akhir semester sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dari program TBTQ yang sudah berjalan saat ini.

Senin, 11 April 2022

3.3.a.9 Konksi Antar Materi-Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

Program Tuntas Baca Tulis Al qur'an pada Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. (Program TBTQ) “Kamis Mengaji:
3.3.a.9 Koneksi Antar Materi oleh Zulkifli Syafi'i

Minggu, 13 Maret 2022

3.2.a.9 Koneksi Antar Materi-Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

3.2.a.9 Koneksi Antar Materi-Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sabtu, 19 Februari 2022

3.1.a.9 Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi
Pengampilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Pendidikan adalah sebuah seni untuk menciptakan manusia yang ber etika peran guru sebagai pemimpin pembelajaran ialah mengajarkan siswa kepada nilai-nilai universal bukan hanya mengajarkan pengetahuan semata yang terpenting adalah bagaimana merancang pembelajaran di kelas menjadi bermakna buat siswa untuk menyadari mengapa suatu pengetahuan itu penting bagi mereka serta bagaimana mereka akan dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata untuk meraih kebahagiaan dan keselamatan bagi diri dan lingkungannya. Akhirnya peranan pengambilan keputusan oleh guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangatlah sentral keputusan yang selalu berpihak pada murid sejalan dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan siswa yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Berikut ini Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi):

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Sekolah adalah institut moral untuk membentuk karakter moral warganya, sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya kita sering menghadapi situasi dimana kita harus mengambil keputusan yang banyak mengandung dilema secara etika dan bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan universal yang sama sama benar. Nilai-nilai kebajikan universal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Kasih Sayang, Komitmen, Percaya Diri dan Integritas yang akan menjadi rujukan atau teladan bagi setiap warga sekolah. Diane Gosen (1998) berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi intrinsik dari dalam diri seseorang maka tumbuhkanlah pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan guru sebagai among hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memanusiakan manusia sesuai dengan Kodrat alam dan kodrat zaman yaitu anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai among yang menuntun. 
Pratap Triloka :
Ingarso sung tulodho yaitu ketika kita berada di depan maka selayaknya sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memberikan contoh sikap teladan yang baik kepada anak-anak agar penanaman karakter dan budi pekerti dapat terwujud.
Ingmadyo Mangun Karso yaitu Ketika berada ditengah maka sebagai pemimpin pembelajaran dapat membangkitkan semangat anak-anak dalam menghadapi suatu masalah baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat
Tutwuri Handayani yaitu Ketika kita berada dibelakang maka sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mampu memberikan dorongan, mengarahkan dan menuntun anak agar mereka tidak salah arah. Artinya keputusan yang kita ambil sangat bergantung pada nilai-nilai kebajikan universal tersebut untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Untuk menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan yang efektif walaupun kenyataannya pasti ada kritikan terhadap keputusan yang kita ambil tersebut. Sebab keputusan yang kita ambil pada saat dihadapkan dengan kasus dilema etika tidak ada jawaban benar atau salah akan tetapi keputusan itu bergantung pada keputusan yang kita ambil oleh karena itu kita harus bertanggung jawab. Nilai-nilai kebajikan universal akan tertanam apabila kita sering melakukan yang terbaik dan selalu mengembangkan keterampilan diri dengan cara memperbanyak latihan menerapkannya pengambilan keputusan yang berpihak pada siswa melaui 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian sebab didalamnya terdapat 3 prinsip pengambilan keputusan dan 4 paradigma dilema etika. Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan yaitu
Menggali nilai-nilai yang bertentangan
Mengidentifikasi siapa yang terlibat
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
pengujian benar atau salah
Buat keputusan
Identifikasi opsi trilema
melakukan prinsip resolusi
Paradigma pengujian benar lawan benar
lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Kegiatan ter bimbing yang diberikan oleh Pendamping atau fasilitator terkait dengan kegiatan coaching sangat memberikan manfaat dan membantu saya dalam mengambil keputusan hal ini akan memberikan pengalaman baru, pengetahuan baru serta menambah semangat saya dalam pengambilan keputusan yang efektif.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional nya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Kemampuan guru dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab perlu mengelola aspek sosial emosional siswa melalui pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Proses pembelajaran kolaborasi ini memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif tujuannya ialah memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi siswa terhadap nilai-nilai universal yang mereka yakini, Guru juga perlu menunjukan rasa empati kepada siswa dan membangun hubungan yang baik agar tercipta suasana yang aman nyaman dan kondusif.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Ketika saya dihadapkan dengan kasus dilema etika atau bujukan moral dimana saya harus mengambil sebuah keputusan tentunya keputusan yang saya ambil harus berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan rasa tanggung jawab. Dari ke 3 dasar pengambilan keputusan tersebut yang paling utama adalah bertanggung jawab karena kita sendiri yang akan bertanggung jawab terhadap keputusan yang di ambil.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat harus sesuai dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi sebagai rujukan kita, sebab kita adalah teladan bagi siswa. Oleh karena itu pengambilan keputusan harus menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang reflektif. Sehingga keputusan yang kita ambil akan berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif aman dan nyaman.
Ada 3 Prinsip Penyelesaian Dilema,
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End Based Thingking)
2. Berpikir berbasis Peraturan ( Rule Based Thingking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (CareBased Thingking

4 Paradigma Pengambilan Keputusan
1. Individi lawan Masyarakat
2. Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan
3. Kebenaran Lawan Kesetiaan
4. Jangka Pendek lawan Jangfka Panjang

9 Langkah Pengambilan dan Pengujian
1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman.
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan yang sulit dilaksanakan ketika menghadapi kasus dilema etika ialah Ketika mengharuskan kita mengambil sebuah keputusan maka kita harus menilai dulu kasus tersebut dan mengindentifikasi sehingga kita akan tau bahwa kasus tersebut berhubungan dengan moral dan bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun. beberapa kesulitan yang dihadapi diantaranya terkait dengan nilai dan budaya masyarakat, perbedaan paradigma berpikir dan skala prioritas. Selain itu terkadang kita harus segera mengambil keputusan saat itu juga karena kurangnya pengalaman sehingga kita sulit mengambil keputusan yang efektif. Sebagai bawahan, terkadang ada beberapa keputusan yang telah ditentukan oleh atasan sehingga kita hanya mengikutinya saja meskipun sebenarnya kita juga berhak mengambil keputusan yang berpihak pada murid

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Setiap keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan memberikan dampak kepada siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan yang salah tentunya akan berakibat buruk bagi murid. Sebaliknya, keputusan yang tepat akan memberikan dampak baik bagi murid. Keputusan yang diambil tidak hanya berlaku untuk jangka pendek saja, namun juga untuk jangka panjang bahkan dikehidupan atau masa depan siswa. Jika keputusan yang diambil berkaitan secara langsung dengan murid, keputusan itu kemungkinan akan terus diingat dan bahkan dijadikan contoh oleh siswa. Apalagi jika keputusan tersebut berperan penting atau merupakan keputusan besar berkaitan dengan hidup seorang murid.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus benar- benar memperhatikan ke berpihak kan keputusan tersebut kepada siswa. Hal ini akan menggali potensi yang ada dalam dirinya, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. apabila seorang guru mengambil keputusan dengan tidak tepat maka bisa jadi keputusan tersebut berdampak buruk bagi siswa di masa depan. Keputusan yang berpihak pada murid harus berdasarkan pemetaan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid itu sendiri.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitan nya dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat menciptakan situasi yang membuat semua komunitas sekolah mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Nilai-nilai yang dimiliki seorang guru diantaranya nilai mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada murid akan mendukung dan memperkuat dalam pengambilan keputusan yang bijaksana sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang tepat akan mampu menciptakan suasana lingkungan yang kondusif dan nyaman guna mewujudkan Visi dan Misi sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional akan dapat di terapkan dengan keputusan yang tepat yang bertanggungjawab. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi da implikasi dari keputusan yang diambil, mengingat bahwa tidak ada keputusan yang mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Dimilikinya pengetahuan tentang 4 paradigma dan 3 prinsip dilema etika serta 9 langkah pengujian, diharapkan guru sebagai coach akan semakin matang dan terarah dalam membantu coachee untuk mencari solusi terhadap masalahnya sendiri pada kegiatan coaching.



Selasa, 15 Februari 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual-Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran


DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh : ZULKIFLI SYAFI'I
Calon Guru Penggerak Angkatan III
SD Negeri 10 Poso, Kecamatan Poso Kota
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering menjumpai berbagai macam kasus yang terjadi di sekolah. namun adakalanya kasus tersebut menjadi sebuah dilema sebab bersinggungan langsung dengan prinsip etika baik dengan siswa, rekan kerja maupun orang tua yang mana pada saat itu kita diharuskan mengambil suatu keputusan yang sama-sama benar untuk kepentingan dari masing-masing pihak. nah untuk mengetahui lebih lanjut terkait apakah keputusan yang kita ambil adalah tepat atau tidak. maka dari itu kita harus mengetahui terlebih dahulu Apa perbedaan Dilema Etika dan Bujukan Moral ?
Dilema Etika (Benar Versus Benar) yaitu Situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih diantara dua pilihan dimana kedua pilihan tersebut secara moral benar tetapi bertentangan. sedangkan ;
Bujukan Moral (Benar Versus Salah) yaitu Situasi yang terjadi ketika seseorang mengambil keputusan antara benar atau salah, walaupun dia melakukan hal yang baik tetapi kalau dilakukan dengan cara yang salah maka tetap saja keputusan tersebut adalah salah.
Pada pembelajaran modul 3.1 Program Pendidikan Guru Penggerak ini ada beberapa hal penting yang telah saya pelajari dan harus saya diskusikan dengan diri saya sendiri (Jurnal Monolog) untuk mengukur sejauh mana keberhasilan saya dalam menerapkan keterampilan terkait cara saya dalam mengambil keputusan ketika dihadapkan dengan suatu kasus yang menjadi dilema (Keputusan yang bertentangan antara satu dengan yang lainnya), sesuai dengan panduan pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Cara saya mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan melalui Program Guru Penggerak ini ialah pertama saya akan memulai dari diri saya sendiri terkait pengambilan keputusan terhadap masalah yang saya hadapi pada siswa/siswi di sekolah saat itu yang berkaitan dengan Dilema etika, setelah itu saya akan meminta izin kepada kepala sekolah sebagai pemangku kepentingan untuk mensosialisasikan pengetahuan dan pemahaman yang telah saya dapatkan tersebut kepada rekan sejawat melalui komunitas praktisi yang telah terbentuk di sekolah.

 

2. Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Langkah awal yang akan saya lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ialah memetakan terlebih dahulu suatu kasus yang saya hadapi saat itu dan memastikan mana kasus yang berkaitan dengan Dilema Etika atau Bujukan Moral. Ketika kasus yang saya hadapi berkaitan dengan Dilema Etika yang artinya kasus tersebut adalah pengambilan keputusan yang Benar versus Benar, hal ini memang akan terasa sulit buat saya karena saya harus mempertimbangkan terlebih dahulu keputusan yang akan saya ambil apakah sudah tepat atau tidak. adapun langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai berikut : 

           3 Prinsip Penyelesaian Dilema

      1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends Based Thingking)
      2. Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule Based Thingking)
      3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care Based Thingking)
4 Paradigma Pengambilan Keputusan 
  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) ialah dilema yang dialami seseorang pada situasi ketika terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang banyak.
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) ialah dilema yang terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan permasalahan yang melibatkan keadilan dan rasa kasihan.
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (Truth vs loyalty) ialah dilema yang terjadi pada situasi yang mengharuskan dia memilih antara kebenaran yang ia yakini dengan kesetiaannya.
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) ialah dilema yang dihadapi oleh seseorang pada situasi dimana dia harus mengambil keputusan yang tepat mengingat dampak jangka panjang atau jangka pendek dari permasalahan tersebut.
9 Langkah Pengambilan dan Pengujian
  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut. ·                  
    👉Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
    👉Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).
    👉Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).
    👉Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
    👉Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

  5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai.
  7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

 

3. Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Saya akan menerapkan nya mulai hari ini dan seterusnya sebab ini merupakan langkah awal buat saya untuk belajar dan melatih diri dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah saya dapatkan melalui program Pendidikan Guru Penggerak dilingkungan sekolah. Rencana saya setelah berdiskusi dengan kepala sekolah saya akan meminta waktu di hari sabtu untuk mensosialisasikan cara mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran terhadap kasus yang termasuk Dilema Etika kepada rekan komunitas praktisi di sekolah. Kemudian saya akan terus mendampingi dan berkolaborasi bersama rekan guru yang ingin menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan. jika ada salah satu dari kami yang mengalami kendala pada saat penerapan nya maka kita saling membantu, melakukan diskusi untuk mencari solusi terbaik serta mengevaluasi kan kasus-kasus yang dialaminya di kelas maupun dilingkungan sekolah

 

4. Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? 

Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif. Yang akan menjadi pendamping saya dalam menjalankan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ialah Pengajar Praktik dan Kepala Sekolah yang kebetulan saat ini beliau juga adalah sebagai pengajar praktik. Dalam hal pengambilan keputusan mereka berdua lah yang saya harapkan dapat membantu saya ketika menghadapi kendala-kendala yang tak terduga dapat terjadi. saya juga dapat meminta berupa saran-saran kreatif dari Pengajar Praktik Maupun Kepala Sekolah yang mungkin saja tidak terpikir oleh saya sebelumnya pada saat menerapkan pengambilan keputusan yang tepat.

LEMBAR OBSERVASI E-KIN GURU DAN KS

     Silahkan download filenya pada link yang tersedia berikut 1. Petunjuk Tekhnis  Word    :      DOWNLOAD DISINI 2. Lembar Observasi Guru ...