Sabtu, 19 Februari 2022

3.1.a.9 Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi
Pengampilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Pendidikan adalah sebuah seni untuk menciptakan manusia yang ber etika peran guru sebagai pemimpin pembelajaran ialah mengajarkan siswa kepada nilai-nilai universal bukan hanya mengajarkan pengetahuan semata yang terpenting adalah bagaimana merancang pembelajaran di kelas menjadi bermakna buat siswa untuk menyadari mengapa suatu pengetahuan itu penting bagi mereka serta bagaimana mereka akan dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata untuk meraih kebahagiaan dan keselamatan bagi diri dan lingkungannya. Akhirnya peranan pengambilan keputusan oleh guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangatlah sentral keputusan yang selalu berpihak pada murid sejalan dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan siswa yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Berikut ini Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi):

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Sekolah adalah institut moral untuk membentuk karakter moral warganya, sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya kita sering menghadapi situasi dimana kita harus mengambil keputusan yang banyak mengandung dilema secara etika dan bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan universal yang sama sama benar. Nilai-nilai kebajikan universal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Kasih Sayang, Komitmen, Percaya Diri dan Integritas yang akan menjadi rujukan atau teladan bagi setiap warga sekolah. Diane Gosen (1998) berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi intrinsik dari dalam diri seseorang maka tumbuhkanlah pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan guru sebagai among hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memanusiakan manusia sesuai dengan Kodrat alam dan kodrat zaman yaitu anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai among yang menuntun. 
Pratap Triloka :
Ingarso sung tulodho yaitu ketika kita berada di depan maka selayaknya sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memberikan contoh sikap teladan yang baik kepada anak-anak agar penanaman karakter dan budi pekerti dapat terwujud.
Ingmadyo Mangun Karso yaitu Ketika berada ditengah maka sebagai pemimpin pembelajaran dapat membangkitkan semangat anak-anak dalam menghadapi suatu masalah baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat
Tutwuri Handayani yaitu Ketika kita berada dibelakang maka sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mampu memberikan dorongan, mengarahkan dan menuntun anak agar mereka tidak salah arah. Artinya keputusan yang kita ambil sangat bergantung pada nilai-nilai kebajikan universal tersebut untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Untuk menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan yang efektif walaupun kenyataannya pasti ada kritikan terhadap keputusan yang kita ambil tersebut. Sebab keputusan yang kita ambil pada saat dihadapkan dengan kasus dilema etika tidak ada jawaban benar atau salah akan tetapi keputusan itu bergantung pada keputusan yang kita ambil oleh karena itu kita harus bertanggung jawab. Nilai-nilai kebajikan universal akan tertanam apabila kita sering melakukan yang terbaik dan selalu mengembangkan keterampilan diri dengan cara memperbanyak latihan menerapkannya pengambilan keputusan yang berpihak pada siswa melaui 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian sebab didalamnya terdapat 3 prinsip pengambilan keputusan dan 4 paradigma dilema etika. Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan yaitu
Menggali nilai-nilai yang bertentangan
Mengidentifikasi siapa yang terlibat
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
pengujian benar atau salah
Buat keputusan
Identifikasi opsi trilema
melakukan prinsip resolusi
Paradigma pengujian benar lawan benar
lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Kegiatan ter bimbing yang diberikan oleh Pendamping atau fasilitator terkait dengan kegiatan coaching sangat memberikan manfaat dan membantu saya dalam mengambil keputusan hal ini akan memberikan pengalaman baru, pengetahuan baru serta menambah semangat saya dalam pengambilan keputusan yang efektif.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional nya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Kemampuan guru dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab perlu mengelola aspek sosial emosional siswa melalui pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Proses pembelajaran kolaborasi ini memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif tujuannya ialah memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi siswa terhadap nilai-nilai universal yang mereka yakini, Guru juga perlu menunjukan rasa empati kepada siswa dan membangun hubungan yang baik agar tercipta suasana yang aman nyaman dan kondusif.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Ketika saya dihadapkan dengan kasus dilema etika atau bujukan moral dimana saya harus mengambil sebuah keputusan tentunya keputusan yang saya ambil harus berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan rasa tanggung jawab. Dari ke 3 dasar pengambilan keputusan tersebut yang paling utama adalah bertanggung jawab karena kita sendiri yang akan bertanggung jawab terhadap keputusan yang di ambil.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat harus sesuai dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi sebagai rujukan kita, sebab kita adalah teladan bagi siswa. Oleh karena itu pengambilan keputusan harus menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang reflektif. Sehingga keputusan yang kita ambil akan berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif aman dan nyaman.
Ada 3 Prinsip Penyelesaian Dilema,
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End Based Thingking)
2. Berpikir berbasis Peraturan ( Rule Based Thingking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (CareBased Thingking

4 Paradigma Pengambilan Keputusan
1. Individi lawan Masyarakat
2. Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan
3. Kebenaran Lawan Kesetiaan
4. Jangka Pendek lawan Jangfka Panjang

9 Langkah Pengambilan dan Pengujian
1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman.
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan yang sulit dilaksanakan ketika menghadapi kasus dilema etika ialah Ketika mengharuskan kita mengambil sebuah keputusan maka kita harus menilai dulu kasus tersebut dan mengindentifikasi sehingga kita akan tau bahwa kasus tersebut berhubungan dengan moral dan bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun. beberapa kesulitan yang dihadapi diantaranya terkait dengan nilai dan budaya masyarakat, perbedaan paradigma berpikir dan skala prioritas. Selain itu terkadang kita harus segera mengambil keputusan saat itu juga karena kurangnya pengalaman sehingga kita sulit mengambil keputusan yang efektif. Sebagai bawahan, terkadang ada beberapa keputusan yang telah ditentukan oleh atasan sehingga kita hanya mengikutinya saja meskipun sebenarnya kita juga berhak mengambil keputusan yang berpihak pada murid

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Setiap keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan memberikan dampak kepada siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan yang salah tentunya akan berakibat buruk bagi murid. Sebaliknya, keputusan yang tepat akan memberikan dampak baik bagi murid. Keputusan yang diambil tidak hanya berlaku untuk jangka pendek saja, namun juga untuk jangka panjang bahkan dikehidupan atau masa depan siswa. Jika keputusan yang diambil berkaitan secara langsung dengan murid, keputusan itu kemungkinan akan terus diingat dan bahkan dijadikan contoh oleh siswa. Apalagi jika keputusan tersebut berperan penting atau merupakan keputusan besar berkaitan dengan hidup seorang murid.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus benar- benar memperhatikan ke berpihak kan keputusan tersebut kepada siswa. Hal ini akan menggali potensi yang ada dalam dirinya, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. apabila seorang guru mengambil keputusan dengan tidak tepat maka bisa jadi keputusan tersebut berdampak buruk bagi siswa di masa depan. Keputusan yang berpihak pada murid harus berdasarkan pemetaan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid itu sendiri.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitan nya dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat menciptakan situasi yang membuat semua komunitas sekolah mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Nilai-nilai yang dimiliki seorang guru diantaranya nilai mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada murid akan mendukung dan memperkuat dalam pengambilan keputusan yang bijaksana sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang tepat akan mampu menciptakan suasana lingkungan yang kondusif dan nyaman guna mewujudkan Visi dan Misi sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional akan dapat di terapkan dengan keputusan yang tepat yang bertanggungjawab. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi da implikasi dari keputusan yang diambil, mengingat bahwa tidak ada keputusan yang mengakomodasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Dimilikinya pengetahuan tentang 4 paradigma dan 3 prinsip dilema etika serta 9 langkah pengujian, diharapkan guru sebagai coach akan semakin matang dan terarah dalam membantu coachee untuk mencari solusi terhadap masalahnya sendiri pada kegiatan coaching.



0 komentar:

Posting Komentar

LEMBAR OBSERVASI E-KIN GURU DAN KS

     Silahkan download filenya pada link yang tersedia berikut 1. Petunjuk Tekhnis  Word    :      DOWNLOAD DISINI 2. Lembar Observasi Guru ...