Sabtu, 27 November 2021

2.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional

Berikut ini adalah sintesis yang menggambarkan kaitan antara materi yang sudah saya pelajari pada modul tersebut.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap anak memiliki potensi dan keunikan masing-masing maka dari itu peran guru sangatlah penting agar bagaimana dapat menumbuh kembangkan potensi anak tersebut sesuai dengan kodratnya dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang ada sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka. Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan. Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatu nya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatu nya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajam nya pikiran, halus nya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.

Terkait peran guru sebagai pemimpin pembelajaran tentunya menginginkan semua muridnya mencapai hasil belajar yang optimal sesuai tujuan yang di diharapkan dalam hal ini terwujudnya pelajar sepanjang hayat yang memiliki nilai-nilai sesuai dengan profil pelajar pancasila oleh sebab itu guru harus membuat serangkaian keputusan yang masuk akal dengan cara merespon setiap kebutuhan belajar murid, menciptakan lingkungan kelas yang aman nyaman dan bermakna dengan selalu membiasakan perilaku budya positif pada murid, guru juga harus mampu mengelola manajemen kelas yang efektif serta memberikan penilaian secara berkelanjutan kepada semua murid.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu sebagai seorang pendidik harus berkomitmen dan konsisten dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid, dengan cara terlebih dahulu guru dapat memetakan/mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. adapun strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru agar pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih efektif yaitu :
  1. Pembelajaran Berdiferensiasi ialah Cara yang dapat di lakukan guru dalam menyesuaikan pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Agar pembelajaran berdiferensiasi ini bisa efektif guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mendesain pengalaman belajar yang menantang , bermakna dan relevan terhadap konten, proses dan produk yang akan di sajikan kepada murid sehingga kebutuhan belajar murid dapat terpenuhi secara keseluruhan. Ada 3 strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini yaitu :
  • Menyiapkan informasi bahan belajar yang konkrit dan mendasar sesuai dengan gaya belajar murid (Diferensisasi Konten)
  • Membangun pemahaman dan keterampilan murid dengan kompleksitas yang berbeda-beda (Diferensiasi Proses)
  • Menunjukan hasil unjuk kerja murid baik secara individu maupun kelompok menggunakan rubrik penilaian yang tepat(Diferensiasi Produk).
2. Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan :

  • Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  • Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  • Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
  • Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan 4 cara:

  1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit
  2. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
  3. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
  4. Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Kesadaran penuh (mindfulness) kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kasih sayang Secara saintifik, latihan berkesadaran penuh (mindfulness) yang konsisten dapat memperkuat hubungan sel-sel saraf (neuron) otak yang berhubungan dengan fokus, konsentrasi, dan kesadaran Mindfulness dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui berbagi kegiatan sehari-hari maupun dalam pembelajaran yang dilakukan sedara mindful (ada koneksi antara dengan tubuh/indera, perasaan, pikiran dan lingkungan).

Contoh Penerapan Kompetensi Sosial Emosional dapat anda lihat pada tabel Berikut Ini 

0 komentar:

Posting Komentar

LEMBAR OBSERVASI E-KIN GURU DAN KS

     Silahkan download filenya pada link yang tersedia berikut 1. Petunjuk Tekhnis  Word    :      DOWNLOAD DISINI 2. Lembar Observasi Guru ...